Newest Post

| Thursday 19 November 2015
Read more »
MAKALAH
KEMANDIRIAN PADA REMAJA


MATA KULIAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :
DIAN INDRAWATI                (156150607111008)
DILLA PRASIDYASTUTI    (156150600111010)
HANIF AULIA KUSUMA     (156150607111006)




UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi pembaca untuk melengkapi makalah ini.
            Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan di dalam makalah ini.
           
                                                           
                                                                                    Malang, 19 November 2015
                                                                                                Penyusun











BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orangtua danaktivitas individu, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas atau tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang lain.
            Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada posisi yang menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Menurut Steinberg (1993), kemandirian berbeda dengan tidak tergantung, karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh kemandirian
1.2 Rumusan Masalah
            1. Pengertian kemandirian
            2. Bentuk-bentuk kemandirian
            3. Tahapan, Tingkatan dan karakteristik kemandirian
            4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
            5. Pentingnya Kemandirian bagi peserta didik
1.3 Tujuan
            1. Agar pembaca mengetahui apa arti kemandirian
            2. Agar pembaca mengetahui tentang bentuk-bentuk kemandirian
            3. Agar pembaca mengetahui tahapan, tingkatan dan karakteristik kemandirian
            4. Agar pembaca mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
            5. Agar pembaca mengetahui pentingnya kemandirian bagi peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemandirian
                 Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk suatu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut dengan istilah self, karena diri itu merupakan inti dari kemandirian. Konsep yang sering digunakan atau berdekatan dengan kemandirian adalah autonomy.
              Menurut Chaplin (2002), otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan otonomi atau kemandirian sebagai “the ability to govern and regulate one’s own thoughts, feelings, and actions freely and responssibly while overcoming feelings of shame and doubt.”
              Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemandirian atau otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan.
       Erikson (dalam Monks, dkk, 1989), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses menari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi di mana peserta didik secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian :
·         Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri
·         Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
·         Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
·         Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

2.2 Bentuk-bentuk Kemandirian

Robert Havighurst (1972) membedakan kemandirian atas tiga bentuk kemandirian, yaitu:
·         Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain
·         Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain
·         Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
·         Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain
Sementara itu, Steinberg (1993) membedakan karakteristik kemandirian atas tida bentuk, yaitu: 1) Kemandirian emosional, 2) Kemandirian tingkah laku, 3) Kemandirian nilai. Lengkapnya, Steinberg menulis:
            The first emotional autonomy-that aspect of independence related to changes in the invididual’s close relationships, especially with parents. The second behavioral autonomy-the capacity to make independent decisions and follow through with them. The third characterization involves an aspect of independence referred to as value autonomy-wich is more than simply being able to resist pressures to go along with the demands of other; it means having a set a principles about right and wrong, about what is important and what is not.
Kutipan di atas menunjukkan karakteristik dari ketiga aspek kemandirian, yaitu:
1.    Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu, seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orangtuanya.
2.    Kemandirian tingkah laku, yakni  suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggung jawab.
3.    Kemandirian nilai, yakni kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting.

2.3 Tahapan, Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian
     Sebagai suatu dimensi psikologis yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger (dalam Sunaryo Kartadinata, 1988), mengamukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya, yaitu:
1.    Tingkat pertama, adalah tingkat impulsif dan melindungi diri. Biasanya pada usia 0 sampai 2 tahun. Sampai usia dua tahun, anak masih dalam tahap mengenal lingkungannya, mengembangkan gerak gerik fisik dan memulai proses bicara. Pada tahap ini anak masih sangat bergantung pada orangtua atau dewasa lainnya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Ciri-cirinya:
-       Peduli terhadap kontrol dengan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
-       Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistik.
-       Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu (stereotype).
-       Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
-       Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya.
2.    Tingkat kedua, adalah tingkat konformistik. Biasanya pada usia 2 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mulai belajar untuk menjadi manusia sosial dan belajar bergaul. Mereka mengembangkan otoonominya seiring dengan bertambahnya berbagai kemampuan dan keterampilan seperti keterampilan berlari, memegang, melompat, memasang dan berkata-kata. Pada masa ini pula anak mulai dikenalkan pada toilet training, yaitu melatih anak dalam buang air kecil atau air besar. Ciri-cirinya:
-       Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial.
-       Cenderung berpikir stereotype dan klise.
-       Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal.
-       Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
-       Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya introspeksi.
-       Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
-       Takut tidak diterima kelompok.
-       Tidak sensitif terhadap keindividualan.
-       Merasa berdosa jika melanggar aturan.
3.    Tingkat ketiga, adalah tingkat sadar diri. Biasanya pada usia 6 sampai 12 tahun. Pada masa ini anak belajar untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya secara mandiri dan bertanggung jawab. Pada masa ini anak belajar di jenjang sekolah dasar. Beban pelajaran merupakan tuntutan agar anak belajar bertanggung jawab dan mandiri. Ciri-cirinya:
-       Mampu berpikir alternatif.
-       Melihat harapan dan berbagi kemungkinan dalam situasi.
-       Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
-       Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.
-       Memikirkan cara hidup.
-       Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
4.    Tingkat keempat, adalah tingkat saksama (conscientious). Biasanya pada umur 12 sampai 15 tahun. Pada usia ini anak menempuh pendidikan di tingkat menengah pertama (SMP), Masa ini merupakan masa remaja awal di mana mereka sedang mengembangkan jati diri dan melalui proses penarian identitas diri. Sehubungan dengan itu pula rasa tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses pertumbuhan. Ciri-cirinya:
-       Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.
-       Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan.
-       Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri sendiri maupun orang lain.
-       Sadar akan tanggung jawab.
-       Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
-       Peduli akan hubungan mutualistik.
-       Memiliki tujuan jangka panjang.
-       Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial.
-       Berpikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.
5.    Tingkat kelima, adalah tingkat individualitas. Biasanya pada usia 15 sampai 18 tahun. Pada usia ini anak sekolah di tingkat SMA. Mereka sedang mempersiapkan diri menuju proses pendewasaan diri. Setelah melewati masa pendidikan dasar dan menegahnya mereka akan melangkah menuju dunia Perguruan Tinggi atau meniti karier, atau justru menikah. Banyak sekali pilihan bagi mereka. Pada masa ini mereka diharapkan dapat membuat sendiri pilihan yang sesuai baginya tanpa tergantung pada orangtuanya. Pada masa ini orangtua hanya perlu mengarahkan dan membimbing anak untuk mempersiapkan diri dalam meniti perjalanan menuju masa depan. Ciri-cirinya:
-       Peningkatan kesadaran individualitas.
-       Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan.
-       Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
-       Mengenal eksistensi perbedaan individual.
-       Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.
-       Membedalam kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya.
-       Mengenal kompleksitas diri.
-       Peduli akan perkembagan dan masalah-masalah sosial/
6.    Tingkat keenam, adalah tingkat mandiri. Biasanya pada usia 18 sampai 21 tahun atau bahkan lebih. Dalam tahapan ini mereka sudah mulai memiliki pandangan hidupnya dengan matang. Mereka sudah benar-benar mampu mandiri pada tahapan ini. Ciri-cirinya:
-       Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
-       Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri dan orang lain.
-       Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial.
-       Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan.
-       Toleran terhadap ambiguitas.
-       Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment).
-       Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.
-       Responssif terhadap kemandirian orang lain.
-       Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain.
-       Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemandirian
       Kemandirian merupakan aspek yang berkembang di dalam diri seseorang, bentuknya beragam karena dipengaruhi oleh hal yang beragam pula. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian anak dan remaja:
1.    Gen atau keturunan orang tua
Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya.
2.    Umur
Anak mulai menampakkan perilaku mandiri pada sekitar usia dua sampai tiga tahun. Kemandirian pada usia kanak-kanak ditandai dengan adanya kemampuan anak untuk dapat makan sendiri, berpakaian sendiri dan ke kamar mandi sendiri. Anak nantinya akan tumbuh menjadi remaja dimana ketika usia remaja anak berusaha untuk lepas dari pengawasan orang tua dan mulai belajar memutuskan sendiri apa yang baik untuknya. Jadi dengan bertambahnya umur maka seseorang akan semakin tidak tergantung kepada orang lain dan mampu secara mandiri menentukan arah hidupnya sendiri.
3.    Jenis kelamin
Perbedaan perlakuan yang diberikan oleh orang tua menyebabkan perbedaan terbentuknya kemandirian antara remaja putra dengan remaja putri. Perbedaan kemandirian remaja putra dan putri juga disebabkan karena adanya perbedaan stereotipe bahwa remaja putra dan remaja putri memiliki peranan yang berbeda di masyarakat. Menurut penelitan Kimmel (dalam Soetjipto, 1989) menunjukkan bahwa masyarakat menganggap remaja putri terlihat kurang mandiri daripada remaja putra karena remaja putri lebih dipandang lebih bersikap kurang percaya diri, tidak ambisius dan sangat tergantung. Berbeda dengan remaja putra yang dipandang lebih dominan, aktif, lebih percaya diri dan ambisius. Jadi perbedaan perlakuan dan stereotipe antara peran pria dan wanita di dalam kehidupan bermasyarakat membuat perbedaan dalam perkembangan kemandirian antara anak laki-laki dan perempuan.
4.    Pola asuh orang tua
Cara orang tua yang mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata “jangan“ kepada anak tanpa disertai penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong kelancaran perkembangan anak. Demikian juga, orang tua yang cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan kemandirian anak.
5.    Sistem pendidikan di sekolah
Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengem-bangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Demikian juga, proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman (punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberianreward, dam penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan kemandirian anak.
6.    Sistem kehidupan di masyarakat
Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi anak dalam kegiatan produtif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi anak dalam bentuk berba-gai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
2.4 Pentingnya Kemandirian bagi Peserta Didik
Pentingnya kemandirian dari peserta didik ini dipengaruhi juga dengan semakin kompleksnya kehidupan yang tentunya juga berpengaruh pada perkembangan peserta didik. Pengaruh buruk sudah banyak sekali masuk dan membawa dampak buruk bagi peserta didik, seperti tawuran, seks bebas, narkoba, alkohol, dan lain-lain. 
Selain perilaku menyimpang tadi, dewasa ini kerusakan moral pun terjadi seperti budaya mencontek, kurang peka terhadap lingkungan, ketergantungan dan sebagainya. Ini semua tentunya patut menjadi perhatian dunia. Dan solusi yang tepat adalah menanamkan sikap kemandirian pada diri peserta didik. 
Dengan kemandirian, peserta didik belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. 
Jika kemandirian sudah tertanam di setiap diri para peserta didik tentunya akan berimplikasi pada pendidikan. Mereka sebagai subjek pendidikan dan mempunyai sikap kemandirian tentunya akan membawa dampak baik bagi masa depan pendidikan. Maka dari itu, kemandirian peserta didik sangat penting untuk ditanamkan.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas dan juga merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. 
Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian. Karakteristik kemandirian terdiri atas tiga bentuk, yaitu kemandirian emosional; kemandirian tingkah laku; dan kemandirian nilai.

Referensi :
Desmita.2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



Posted by : Unknown
Date :Thursday 19 November 2015
With 1 comments:

Equipment Raven and Ripper

| Thursday 4 December 2014
Read more »
Equipment Section
Equipment!

First let’s go over Assassin P. Atk gains:

1 Str = .380

1 Agi = .375

Now some people might say, “Strength has higher gains so we should use Bear Jades right?” 

Wrong.

1 Agi also gives 3.5 Crit, which makes it vastly superior to Str, simply because the gains are not even that different.

So stack focus on Agility more than Strength.
————————————————————————————————————————————————
Now for the various equipment that we have at Level 70 cap.

Full Moon
New Moon
Desert Dragon Legendary Grade


Let’s take a look at their set bonuses.

First up is Full Moon!
fullmoon
This set gives a decent amount of FD, asmall amount of crit and a sizable Attack power bonus.
Nest up is New Moon!
newmoon
The New Moon Set sacrifices some FD for more Critical, while keeping the same Attack power bonus.

Last up is are the Desert Dragon Legendary Grade Equipment.
ddnl
FD, Critcal, Attack power, and Strength. The power of these Legendary Grade Pieces is that they have incredible stat increases when enhanced, and also other stat bonuses, for Assassins it gives Strength.

At 70 cap however, it is not worth aiming for any of the armor pieces, as despite being Legendary Grade they still have the same Defence as level 60 equipment. The only pieces you should aim for, if you decide to, would be getting both weapons, for the incredible P.atk increase as well as the FD bonus.
————————————————————————————————————————————————
As you can see, unlike other classes, our Full Moon and New moon are both P.atk based, because every sub-class of the Assassin is Physical-based. This allows us to mix and match the sets for some pretty cool bonuses.

If you are able to hit the crit cap easily, You can simply go Full Moon since you don’t need the crit as much.

It works vice-versa as well, if you have trouble hitting the crit cap, you can go New Moon for the extra crit bonus!

Some good mix and match combinations are Two Full Moon and Five New Moon, this will give you more FD than if you went pure, but also lower P.atk bonuses while keeping the Crit increases from New Moon.

Alternatively you can go Three Full Moon and Four New Moon, this combination is the strongest one without factoring in Legendaries. It will give you a high amount of FD, while retaining the Patk increases as if you went with a full set of either one, losing only on some health and crit.

The last set would be Five Full Moon and Two Legendary Grade Weapon this is the best set you can get, without including the elusive Crescent Moon FD set which I won’t talk about here, due to it’s rarity. This set gives the highest FD you can get from armors and weapons as well as the highest P.atk increases.
————————————————————————————————————————————————
Accessories:

Accessories also play a huge role, however I will refrain from  doing much on this section until level 70 Accessories are released. For now I will only work on the 60 Accessories we have.

At the moment, we have a choice of Skill Accessories., or DDN unique and Legendary grade Accessories.

Skill Accessories for Ravens:

I won’t list all the options, simply the ones that would make most sense to get.

Necklace: Crows Dead Fall +1

Earrings: Rain Drop +1 OR Dedicate Crow +1 (If you decided to leave Rain Drop at Level 11, then take theDedicate Crow Skill Earrings, if you have it at 15, then take Rain Drop.)
Rings: Applause +1 or Punishment +1 or Rake +1 or Open Edge +1 (In the future, there might be a +1 plate releasing, in which case it might be possible to get Open Edge to level 21.)
Skill Accessories for Rippers:
Same thing as for Ravens, will only list the ones that make more sense.

Necklace: Arsonist +1
Earrings: Mortal Blow +1 OR Dedicate Crow +1 (If you decided to leave Mortal Blow at Level 11, then takeDedicate Crow Skill Earrings, if you have it at 15, then take Mortal Blow.)
Rings: Artful Chaser +1 and Izuna Drop +1 (These two are your DPS, they offer much more then any other skill ring in terms of damage increases.)
DDN Unique Rings

The lure of these rings is that they give 2.8% patk as well as an 8% Elemental attack increase. Be sure to take the p.atk version of these, and not the matk or the hybrid.

DDN Legendary Rings

These would be the rings of choice if you can afford them. They give a ton of Patk, as well as 4.88% p.atk increase in the potential and several other stat % increase. Be sure to take the P.atk version of these, and not the M.atk or the hybrid.
Tough Accessories:

These benefit Ravens only, as they give alot of Dark attack at the cost of losing 70 Accessory stats. They do not drop anymore in Sea, and can only be bought by those who already have it. If you have these, I suggest you use them. 
Recommendation for Ravens:

Assuming you do not have Tough Earring or Necklace, I recommend getting a Skill Necklace and Earring, and DDN Unique Grade rings, or if you can afford them, DDN Legendary Grade rings.

For Skill accessories, try to aim for the 350 P.atk and 3.5% Light/Dark Attack Option!
Recommendation for Rippers:

Now Rippers don’t have the option of Tough Accessories, instead, they can try to get % Fire option on their Skill Necklace and Earrings, which can easily bring them up to 80% fire attack with Arsonist, like Raven I recommend getting the DDN Rings.
The option would include Vit and 3.5% Ice/Fire Attack!
————————————————————————————————————————————————
Plates:
Plate options are pretty standard with a DPS class:

Destruction, Wind, Bear, Life Vitality, Health, Iron Wall, Tent, Fatal

The reason why Fatal is Underlined, is because an Assassin can achieve the crit cap without the use of a Fatal Plate, so you may choose to leave it out for something like a trash plate that has a 3rd stat that’d be more useful.
3rd Stat Plate Options:
In order of power: Final Damage > Attack Power > Agility > Bear

As a Chaser you want to squeeze out a lot of damage, so offensive stats with your plates are what you should aim for. 

Agility and Bear are interchangeable, however if you’re missing out on some crit, take Agility obviously.
Jades
Remember:
Armor can slot two Blue Jades.
Weapons can slot one Blue Jade, and one Red Jade

Rings can slot one Red Jade each.
Necklaces and Earrings can each slot one Blue Jade.
—-

Armors:

Ideally you should go High grade Wind Jades, and High Grade Life Vitality Jades for your armors. There have been many people going Wind Jades and Bear Jades, but you can refer to this thread on why this might be a bad idea.

A worthy alternative would be High Grade Wind Jades with Vitality 3rd stat, and High Grade Strength Jades with Vitality 3rd stat, however I have no tested this yet, but you should be left with 450k health and around a 3-4k Increase, assuming +8 armors.
—-
Weapons:
Assuming you do not have Legendary Grade Weapons, you should get a High Grade Wind Jade, and High Grade Dark Attack Jade for Ravens, with Rippers obviously going for a High Grade Fire Attack Jade.
—-
Rings:
Again, use the elemental attack jade of your respective class for these.
—-
Necklace and Earring:
Here you can choose to increase your damage further by using Wind Jades, or get more survivability with Life Vitality Jades.
————————————————————————————————————————————————
Skill Jades
Skill jades are what replaces Suffix effects, in the new Jade System, we have 1 slot for each weapon, and armor piece. Weapon skill jades have a different slot shape then Armor skill jades, so you can only put Offensive Jades on Weapons, and Defensive jades on Armors.
Offensive Jades have a 10 second duration, and a 60 second cooldown, they can also stack, but only by one person at a time. You cannot, for example, have 5 people running Ghost Town Jades, and reduce 50% Dark Resist. You can however, run two Ghost town jades, and reduce 10% Dark Resist.
Defensive Jades have a 5 second duration, and a 30 second cooldown, they too can stack, able to heal you for 15-17k health when you get hit, which is a pretty sizeable amount. Note that in PvP, Defensive Jades will recover 157 mana per jade, instead of heal you.
In PvP, all Jades have the same cooldown and duration, but half the effect.
Bolded and Underlined Options are highly recommended ones.
Recommended options:
  • Ghost Town Skill Jade: -5% Dark Resist
  • Raider Skill Jade: -7% Physical defence
  • Resistance Skill Jade: Recover 3588 Health, Increase Physical and Magical Defence by 10%
  • Adamantium Skill Jade: Recover 3588 Health, Increase Physical Defence by 20%
  • Swift Skill Jade: Recovery 3588, Increase Movement Speed by 10%
  • Welton Hollow Skill Jade: -5% Fire Resist
  • Raider Skill Jade: -7% Physical defence
  • Resistance Skill Jade: Recover 3588 Health, Increase Physical and Magical Defence by 10%
  • Adamantium Skill Jade: Recover 3588 Health, Increase Physical Defence by 20%
  • Swift Skill Jade: Recovery 3588, Increase Movement Speed by 10%
I felt that the Jade that increases Magic Defence by 20% was unneeded, as Assassin Armor has high Magic Defence naturally.

Equipment Raven and Ripper

Posted by : Unknown
Date :Thursday 4 December 2014
With 0comments
Prev
▲Top▲